Ketika didunia, hokum sunnatullah tetaplah berlaku. Termasuk ketika ihtiar menjemput rizki. Alloh SWT telah menetapkan rizki hambanya, maka seberapa kuat perjuangan maka dengan izin Alloh SWT semua bisa di dapatkan. Jika belum, itu adalah sebagai ujian kesyukuran manusia atas ihtiar dan doa yang dilakukan.
Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada dosa-dosa yang tidak terhapuskan dengan melakukan shalat, puasa, haji, dan umrah.” Para sahabat bertanya, “Lalu, apa yang dapat menghapuskanya, wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Bersemangatlah dalam mencari rezeki.”
Semangat dalam bekerja merupakan keharusan untuk siapa pun yang ingin mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Baik sukses dunia maupun akhirat. Begitu pun, dengan orang yang semangat dalam berkerja, dia akan meraih kebahagiaan. Bahagia karena akan mendapatkan impian dan harapannya.
Islam sangat menghargai orang yang penuh didekasi dan loyalitas dalam bekerja. Dalam kondisi apa pun, kita harus tetap bersemangat untuk selalu bergerak menangkap peluang-peluang dan membuka pintu rezeki yang telah disediakan-Nya. Alloh SWT Maha Rahman dan Rahim, Alloh SWT pula Maha kaya. Oleh karena itu, kita jangan takut kehabisan dengan kekayaan du dunia ini.
Untuk membuktikan dan meraih anugrah-Nya, Alloh SWT menyeru kita untuk bergerak dinamis menyambut rezeki-Nya. Bukan dengan berdiam diri banyak zikir dan berdoa, atau mengasingkan diri untuk semedi dan lain sebagainya, tetapi bergerak terus menciptakan dan membuka peluang.
Berdoa harus, tetapi rezeki tidak datang dengan sendirinya kalau tidak ditopang dengan berusaha meraihnya. Bekerja juga merupakan bentuk ibadah yang kualitasnya sama dengan ibadah-ibadah lainnya.
Dalam surah Al-Jumu’ah [62]: 10, Alloh SWT berfirman ;
“Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh banyak-banyak supaya kamu beruntung.” Rasulullah SAW bersabda. “Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat dan puasa).” (HR Thabrani dan Baihaqi) .
Kalau tidak bergerak dan kerja keras, hal itu melawan sunatullah dan apa yang pernah dicontohkan Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda ;
“Sebaik-baiknya manusia dalam melakukan pekerjaannya adalah mereka yang berusaha semaksimal mungkin dengan, megeluarkan kemampuan yang ada dalam dirinya”
Tidak langsung memvonis diri tidak mampu dan tidak ditakdirkan untuk miskin atau gagal.
Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang bekerja dengan penuh tantangan, ketimbang mudah putus asa atau pasrah terhadap usaha yang sedang dikerjakan. Rasulullah SAW pernah mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz ketika melihat tangan Sa’ad yang kasar karena bekerja keras. “Inilah dua tangan yang dicintai Alloh SWT,” kata Nabi Muhammad SAW.
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Demi Alloh, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit utnuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, terkadang ia dapat atau terkadang ia ditolak.”
Sangat disayangkan karena tidak sedikit mental yang tidak siap bertarung dalam meraih rezeki-Nya. Mereka ingin mudah dalam meraihnya, salah satunya dengan meminta. Kalau ingin sukses, keluarkanlah keringat dari badan sendiri dan berjuang untuk menikmati kerja keras.
Ya Alloh, berikanlah kamu taufik untuk mencari nafkah dengan ikhlas dan cara yang halal sehingga kami pun terbebas dari siksa neraka dan dmasukkan dalam surga.
Sumber : percikaniman.org dan Republika Koran (Encep Dulwahab)